Post views: counter

Takut akan Tuhan adalah Permulaan Pengetahuan

Politik Jampi-Jampi




oleh Estomihi Simatupang
Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Hukum Universitas Krisnadwipaya

Mulut dukun itu komat-kamit mengucapkan jampi. Jampi jika diartikan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan daya gaib. Selain untuk mengobati, mengusir dan mencelakai orang, jampi-jampi juga dapat dipakai menjadi sebuah mantra untuk memikat atau menarik perhatian seseorang agar mau mengikuti kemauan daripada orang yang melakukan jampi-jampi tersebut. Jampi-jampi jenis yang terakhir ini dikenal atau disebut dengan istilah jampi-jampi pelet atau jampi pemikat. Jampi pemikat pada umumnya dipakai seseorang karena cintanya  ditolak alis bertepuk sebelah tangan. Jampi-jampi ini dipakai sebagai salah satu cara agar orang tersebut berbalik dari yang tidak mencintainya menjadi mencintainya meskipun cara ini bertentangan dengan norma agama. 

Dalam dunia politik hal inipun terjadi, ketika pesona politiknya tidak lagi mampu memikat dan ketika kekuatan politiknya tidak lagi mampu untuk menarik dan ketika langkah politiknya tidak lagi disukai maka salah satu cara untuk mengubahnya adalah dengan cara memakai politik jampi-jampi. Politik jampi-jampi dapat dikatakan sebagai sebuah politik gaib. Sebagaimana jampi-jampi yang tidak terlihat tetapi mempunyai daya gaib yang dapat mewujudkan keinginan sipemakai jampi-jampi tersebut. Demikian juga dengan politik jampi-jampi, dengan jampi-jampi politik yang tidak terlihat oleh siapapun akhirnya dapat mencapai tujuan politiknya. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Politik Jampi-Jampi"

Post a Comment

berandahukum.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE