Lawan menjadi Kawan dikala Kawan menjadi Lawan
by : Estomihi Simatupang
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular
Ada istilah dalam dunia politik yang mengatakan bahwa "tak ada kawan yang abadi tetapi yang ada adalah kepentingan abadi". Istilah ini menggambarkan bahwa siapapun bisa menjadi kawan dan siapapun bisa menjadi lawan tergantung dari pada kepentingan dan tujuan politiknya.
Akan menjadi kawan ketika kepentingan atau tujuan politiknya sama. Dan akan menjadi lawan ketika kepentingan atau tujuan politiknya berbeda. Tidak peduli apakah tadinya lawan yang penting satu kepentingan dan tujuan. Ironisnya dalam dunia politik harga diri atau idealisme tergadai atau terjual karena kepentingan itu. Dalam dunia politik hal yang seperti ini adalah sesuatu hal yang biasa dan lumrah dan tak perlu malu atau jaim. Karena dalam dunia politik meskipun kita berkawan kita tidak akan pernah mendapat arti dari pada nilai-nilai Perkawanan itu sendiri. Karena dalam dunia politik hal itu tidaklah dibutuhkan karena dasar perkawanan yang dibangun adalah berdasarkan kepentingan yang juga diikat oleh kepentingan itu dan akan lepas sendiri ketika kepentingan itu selesai.
Kelanjutan perkawanan akan ditentukan oleh kepentingan atau tujuan politiknya masing-masing. Kepentingan dan tujuan politik itulah yang menentukan apakah akan menjadi kawan atau menjadi lawan.
Namun perlu digaris bawahi bahwa dalam dunia politik tidak ada kepentingan abadi tetapi yang ada adalah kepentingan sesaat. Mengapa demikian karena politik itu dinamis, bergerak dan tak pernah puas. Lawan menjadi Kawan dikala Kawan menjadi Lawan itulah politik yang sesungguhnya.
0 Response to "Lawan menjadi Kawan dikala Kawan menjadi Lawan"
Post a Comment
berandahukum.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE